Rabu, 18 Desember 2013

Soal Akuntansi Perusahaan Jasa : Jurnal Umum, Buku Besar, dan Neraca Saldo

Buatlah Junal Umum, Buku Besar, dan Neraca Saldo dari transaksi di bawah ini!


  • 5 Juni 2005 Tuan Yudha menanamkan modal pada perusahaan reparasi TV yang baru didirikan dengan menyetor uang tunai Rp2.000.000,00 (bukti no.1)
  • 6 Juni 2005 Memberi perlengkapan secara tunai Rp900.000,00 (bukti no.2)
  • 7 Juni 2005 Membeli peralatan seharga Rp1.500.000,00, dibayar tunai Rp500.000,00 dan sisanya dibayar 1 bulan kemudian (bukti no.3)
  • 9 Juni 2005 Permohonan Tn.Yudha untuk mendapatkan kredit investasi kecil (KIK) sebesar Rp2.500.000,00 diseyujui. Hari ini kredit tersebut ditarik semuaa (bukti no.4)
  • 10 Juni 2005 Diterima uang sebesar Rp400.000,00 dari pekerjaan servis yang telah diselesaikan (bukti no.5)
  • 11 Juni 2005 Dibayar sewa kios untuk masa 6 bulan sebesar 1.200.000,00 (bukti no.6)
  • 12 Juni 2005  Diterima uang tunai Rp250.000,00 dari tugas menyelesaikan pekerjaan Rp600.000,00, sisanya akan diterima 1 bulan kemudian (bukti no.7)
  • 13 Juni 2005 Dibayar gaji karyawan Rp150.000,00 (bukti no.8)
  • 14 Juni 2005 Dibayar beban lain-lain sebesar Rp750.000,00 (bukti no.9)
  • 15 Juni 2005 Dibayar kuitansi listrik dan telepon sebesar Rp225.000,00 (bukti no.10)
  • 17 Juni 2005 Diserahkan perhitungan penyelesaian servis tV sebesar Rp750.000,00 (bukti no.11)
  • 18 Juni 2005 Dibayar beban lain-lain Rp200.000,00 (bukti no.12)
  • 19 Juni 2005 Diterima pembayaran pekerjaan yang telah diselesaikan Rp450.000,00 (bukti no.13)
  • 21 Juni 2005 Diterima pembayaran pekerjaan yang telah selesai dikerjakan pada tanggal 17 Juni yang lalu sebesar Rp750.000,00 (bukti no.14)
  • 24 Juni 2005 Tn.Yudha mengambil uang untuk keperluan pribadinya Rp250.000,00 (bukti no.15)
  • 25 Juni 2005 Diterima uang hasil pembayaran pekerjaan yang telah diselesaikan Rp500.000,00 (bukti no.16)
  • 30 Juni 2005 Dibayar gaji karyawan Rp150.000,00 (bukti no.17)
  • 30 Juni 2005 Dibayar beban makanan dan minuman Rp100.000,00 (bukti no.18)

Sabtu, 30 November 2013

Jurnal Pembalik Perusahaan Dagang

Jurnal Pembalik (Reversing Entry)

Setelah melakukan penutupan buku besar dan menyusun neraca saldo setelah penutupan buku, pada awal tahun buku berikutnya (sebelum mulai dengan pencatatan transaksi pada tahun buku yang baru atau awal), kadang-kadang perusahaan perlu untuk melakukan penyesuaian kembali atas akun-akun yang telah dibuat jurnal penyesuaian. Jurnal yang dibuat untuk melakukan hal ini disebut jurnal pembalik.

Jadi, jurnal pembalik adalah ayat jurnal yang dibuat pada awal periode akuntansi untuk membalik jurnal penyesuaian tertentu, akan tetapi tidak semua jurnal penyesuaian dibuat jurnal pembalik. Jurnal pembalik ini dibuat jika diperlukan untuk menghindari kesalahan pencatatan pada awal periode akuntansi berikutnya.

Adapun jurnal penyesuaian yang perlu dibuat jurnal pembalik antara lain:
1. penyesuaian tentang piutang pendapatan atau pendapatan yang masih harus diterima,
2. penyesuaian tentang utang beban atau beban yang masih harus dibayar,
3. penyesuaian tentang pendapatan diterima di muka, tetapi saat penerimaan dicatat sebagai pendapatan, dan
4. penyesuaian tentang beban dibayar di muka, tetapi saat pembayaran dicatat sebagai beban.

Contoh:
Berdasarkan jurnal penyesuaian yang dibuat oleh PD Asih Jaya, Semarang per 31 Desember 2005 (Tabel 2.3), dapat dibuat jurnal pembalik sebagai berikut.




Buku Besar dan Neraca Saldo Setelah Penutup Perusahaan Dagang

Versi materi oleh Ismawanto


Melakukan Penutupan Buku Besar

Penutupan buku besar dilakukan dengan cara memposting atau memindahbukukan dari jurnal penyesuaian dan jurnal penutup ke akun buku besar yang sesuai. Selanjutnya, setelah semua jurnal penyesuaian dan jurnal penutup diposting ke masing-masing buku besar, maka perkiraan sementara (akun nominal dan akun pembantu modal) akan bersaldo nol, sedangkan perkiraan riil yaitu akun harta, utang, dan modal tetap bersaldo. Saldo-saldo perkiraan riil tersebut disusun dalam sebuah daftar yang disebut Neraca Saldo setelah Penutupan.

Contoh:
Perhatikan data perkiraan sewa dibayar di muka dan asuransi dibayar di muka, serta data jurnal penyesuaian dan jurnal penutup per 31 Desember 2005 berikut ini.






Neraca Saldo setelah Penutupan (Post Closing Trial Balance)

Dengan selesainya pembuatan jurnal penutup dan melakukan penutupan buku besar seperti tersebut di atas, maka tahapan berikutnya adalah membuat neraca saldo setelah penutupan. Neraca saldo setelah penutupan adalah daftar yang memuat semua perkiraan riil beserta saldonya setelah dilakukan penutupan buku besar.

Neraca saldo setelah penutupan ini dibuat untuk memastikan bahwa saldo-saldo yang terdapat dalam pembukuan berada dalam keadaan seimbang dan sesuai dengan saldo yang dilaporkan dalam neraca dan neraca saldo setelah penutupan merupakan awal pencatatan pada periode akuntansi berikutnya.

Contoh:
Berdasarkan data pada kertas kerja PD Asih Jaya, Semarang per 31 Desember 2005 (Tabel 2.4) dan data jurnal penutup per 31 Desember 2005 (Tabel 3.1) dapat disusun neraca saldo setelah penutupan sebagai berikut.





Jurnal Penutup Perusahaan Dagang

Versi materi oleh Ismawanto


A. Pengertian Jurnal Penutup (Closing Entry)

Pada prinsipnya cara membuat jurnal penutup untuk perusahaan dagang tidak berbeda dengan membuat jurnal penutup pada perusahaan jasa. Pada akhir periode, saldo untuk perkiraan/akun sementara (perkiraan pendapatan, beban, dan Prive) harus dipindahkan ke perkiraan tetap, atau ditutup dengan penyusunan jurnal penutup.

Jadi, jurnal penutup adalah jurnal untuk memindahkan saldo perkiraan sementara ke perkiraan tetap pada akhir periode akuntansi. Tujuannya untuk mengenolkan semua saldo perkiraan sementara, selanjutnya dipindahkan ke perkiraan modal (bagi perusahaan perseorangan atau persekutuan) atau ke perkiraan laba yang ditahan (bagi perusahaan perseroan/ PT). Sementara itu, sumber data untuk penyusunan jurnal penutup berasal dari kertas kerja/neraca lajur pada kolom laba rugi dan kolom neraca untuk akun prive atau dividen.


B. Langkah-Langkah Penyusunan Jurnal Penutup

Sebagaimana yang kamu ketahui dalam penyusunan jurnal penutup pada perusahaan jasa, untuk menyusun jurnal penutup perusahaan dagang meliputi langkah-langkah sebagai berikut.


1. Menutup semua akun Pendapatan, dengan cara mendebit akun pendapatan dan mengkredit akun ikhtisar laba/rugi. Jurnal penutupnya adalah:




2. Menutup semua akun Beban, dengan cara mendebit akun ikhtisar laba/rugi dan mengkredit akun beban. Jurnal penutupnya adalah:




3. Menutup akun Ikhtisar Laba/Rugi, untuk akun ini terdapat dua kemungkinan, yaitu:

a. Jika perusahaan memperoleh laba
Laba diperoleh jika akun ikhtisar laba/rugi sebelah kredit lebih besar dari akun ikhtisar laba/rugi sebelah debit. Jurnal penutupnya adalah



b. Jika perusahaan menderita rugi
Kerugian diderita jika akun ikhtisar laba/rugi sebelah debit lebih besar dari akun ikhtisar laba/rugi sebelah kredit. Jurnal penutupnya adalah:


4. Menutup akun Prive, dengan cara mendebit akun modal pemilik dan mengkredit akun prive pemilik. Jurnal penutupnya adalah:



Contoh:
Berdasarkan kertas kerja PD Asih Jaya, Semarang per 31 Desember 2005 (Tabel 2.4) dapat disusun jurnal penutup sebagai berikut.



Laporan Keuangan Perusahaan Dagang

Versi materi oleh Ismawanto


Setelah kertas kerja atau neraca lajur disusun, maka langkah berikutnya dalam siklus akuntansi perusahaan dagang adalah penyusunan laporan keuangan. Laporan keuangan (financial statement) adalah hasil akhir dari akuntansi yang merupakan suatu ringkasan transaksi keuangan. Laporan keuangan disajikan dengan maksud memberikan informasi mengenai posisi harta, utang, dan modal serta perolehan laba atau rugi yang menunjukkan hasil aktivitas yang terjadi dalam rumah tangga perusahaan dan membantu pimpinan dalam pengambilan keputusan.

Seperti dalam perusahaan jasa, pada umumnya laporan keuangan yang disusun dalam perusahaan dagang meliputi:

1. laporan laba/rugi,
2. laporan perubahan modal,
3. neraca,
4. laporan arus kas.

Sekarang, simaklah pembahasannya masing-masing.

1. Laporan Laba/Rugi (Income Statement)

Laporan laba/rugi menggambarkan sumber-sumber penghasilan yang diperoleh perusahaan dalam menjalankan usahanya, dan jenis-jenis beban yang harus ditanggung perusahaan. Jadi, laporan laba/rugi adalah laporan yang menunjukkan pendapatan dan beban pada akhir periode akuntansi.

Laporan laba rugi atau perhitungan laba rugi dapat disajikan dalam dua bentuk, yaitu sebagai berikut.

a. Bentuk Langsung (Single Step)
Penyajian laporan laba/rugi dengan bentuk single step dilakukan dengan menjumlahkan semua pendapatan menjadi satu, demikian pula bebannya. Setelah itu dicari selisihnya untuk mengetahui laba dan rugi.

Contoh:
Berdasarkan kertas kerja PD Asih Jaya, Semarang per 31 Desember 2005 (Tabel 2.4) dapat dibuat laporan laba/rugi sebagai berikut.




b. Bentuk Bertahap (Multiple Step)
Penyajian laporan laba/rugi dengan bentuk multiple step dilakukan dengan memisahkan antara pendapatan usaha dan pendapatan di luar usaha, serta memisahkan pula antara beban usaha dan beban di luar usaha. Setelah itu mencari selisihnya sehingga akan diperoleh laba atau rugi bersih usaha.

Contoh:
Berdasarkan kertas kerja PD Asih Jaya, Semarang per 31 Desember 2005 (Tabel 2.4), dapat dibuat laporan laba/rugi sebagai berikut.



2. Laporan Perubahan Modal (Capital Statement)

Laporan perubahan modal merupakan laporan yang menunjukkan adanya perubahan modal yaitu dari modal awal menjadi modal akhir. Hal-hal yang perlu diperhitungkan atau yang memengaruhi dalam penyusunan laporan perubahan modal antara lain:
a. besarnya modal awal periode,
b. adanya laba atau rugi usaha,
c. adanya pengambilan pribadi pemilik atau prive,
d. adanya investasi tambahan dari pemilik,
e. besarnya modal akhir periode.

Laporan perubahan modal hanya lazim berlaku dibuat pada perusahaan perseorangan, persekutuan atau firma, dan CV. Sementara itu, untuk perusahaan berbentuk perseroan terbatas (PT) istilah untuk laporan perubahan modal adalah laporan laba ditahan (returned earning statement).

Contoh:
Berdasarkan kertas kerja PD Asih Jaya, Semarang per 31 Desember 2005 (Tabel 2.4), dapat dibuat laporan perubahan modal sebagai berikut.



3. Neraca (Balance Sheet)

Neraca adalah laporan yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada akhir periode, mengenai besarnya harta, utang, dan modal perusahaan. Data-data dalam menyusun laporan necara pada perusahaan dagang bersumber dari kolom neraca pada kertas kerja dan modal akhir dalam laporan perubahan modal.

Contoh:
Berdasarkan kertas kerja PD Asih Jaya, Semarang per 31 Desember 2005 (Tabel 2.4), dapat disusun neraca sebagaimana
tampak pada Tabel 2.8 berikut ini.



Kamis, 28 November 2013

Harga Pokok Penjualan Perusahaan Dagang

Versi materi oleh Ismawanto


Kamu sudah mengetahui, bahwa kegiatan perusahaan dagang adalah memperjualbelikan barang dagangan. Hasil penjualan yang diterima oleh perusahaan dagang dicatat dalam akun penjualan. Dan hasil penjualan barang dagangan tersebut mempunyai harga pokok sebagai nilai beli barang yang telah dijual, yang sering disebut sebagai Harga Pokok Penjualan (HPP).


Jadi, Harga Pokok Penjualan (cost of goods sold) adalah harga pokok dari barang-barang yang telah laku dijual selama periode tertentu. Dalam menghitung harga pokok penjualan, kamu perlu mengetahui unsur-unsur yang terdapat di dalamnya, yaitu persediaan barang dagangan (awal), pembelian, beban angkut pembelian, retur pembelian dan pengurangan harga, potongan pembelian, dan persediaan barang dagangan akhir.

Cara untuk menghitung besarnya harga pokok penjualan adalah sebagai berikut.





Cara lain yang lebih praktis untuk menghitung Harga Pokok Penjualan yaitu dengan menentukan penambahan dan pengurangan dari unsur-unsurnya, antara lain:
1. persediaan barang dagangan awal (+),
2. pembelian barang dagangan (+),
3. beban angkut pembelian (+),
4. retur pembelian dan pengurangan harga (–),
5. potongan pembelian (–),
6. persediaan barang dagangan akhir (–).

Contoh:
Data berikut diambil dari pembukuan PD FALAH, Bandung per 31 Desember 2005.
Persediaan barang dagangan (awal)                                         Rp 15.000.000,00
Pembelian                                                                               Rp 75.000.000,00
Retur pembelian dan PH                                                          Rp 1.500.000,00
Potongan pembelian                                                                Rp 2.500.000,00
Beban angkut pembelian                                                         Rp 1.000.000,00
Persediaan barang dagangan (akhir)                                        Rp 12.500.000,00

Diminta: Hitunglah besarnya HPP!
Jawab:





Cara praktis perhitungan HPP dapat dilakukan sebagai berikut.

Persediaan barang dagangan (awal)                                         Rp 15.000.000,00       (+)
Pembelian                                                                             Rp 75.000.000,00       (+)
Retur pembelian dan PH                                                         Rp 1.500.000,00         (–)
Potongan pembelian                                                               Rp 2.500.000,00         (–)
Beban angkut pembelian                                                         Rp 1.000.000,00         (+)
Persediaan barang dagangan (akhir )                                       Rp 12.500.000,00       (–)
Harga Pokok Penjualan                                                          Rp 74.500.000,00

Kertas Kerja Perusahaan Dagang

Versi materi oleh Ismawanto


Setelah semua ayat jurnal penyesuaian yang diperlukan sudah kamu selesaikan dan dicatat, maka proses selanjutnya adalah menyusun kertas kerja. Kertas kerja atau neraca lajur (work sheet) adalah suatu kertas berkolom-kolom atau berlajur-lajur yang direncanakan secara khusus untuk menghimpun semua data akuntansi yang dibutuhkan pada saat perusahaan akan menyusun laporan keuangan.

Penyelesaian kertas kerja untuk akun persediaan barang dagangan tergantung pada pendekatan atau metode yang digunakan pada penyusunan jurnal penyesuaian untuk persediaan barang dagangan.

Adapun pendekatan atau metode yang dimaksudkan adalah sebagai berikut.

1. Akun Ikhtisar Laba/Rugi

Jumlah akun ikhtisar laba/rugi pada kolom ayat penyesuaian harus dipindahkan ke kolom neraca sisa disesuaikan, kolom laba/rugi sebelah debit (tersendiri) dan sebelah kredit (tersendiri) sesuai dengan jumlahnya masing-masing. Akun ikstisar laba/ rugi dapat ditunjukkan dalam kertas kerja berikut ini.



2. Akun Harga Pokok Penjualan

Jumlah akun harga pokok penjualan sebelah debit dan kredit pada kolom ayat penyesuaian, dicari selisihnya. Selisih (saldo) tersebut dipindahkan ke kolom neraca sisa disesuaikan dan kolom laba/rugi sebelah debit. Untuk jelasnya, akun HPP dapat ditunjukkan dalam kertas kerja berikut ini.




Untuk menyusun atau membuat kertas kerja dalam perusahaan dagang, sama seperti yang dilakukan dalam perusahaan jasa, baik dari kolom neraca sisa, ayat penyesuaian, neraca sisa disesuaikan, perhitungan laba rugi, dan neraca.

Adapun tahap-tahap penyusunan kertas kerja adalah sebagai berikut.


1. Memasukkan saldo-saldo yang terdapat dalam perkiraan buku besar ke dalam kolom Neraca Sisa (NS), di mana jumlah debit dan kredit harus sama atau seimbang.

2. Membuat jurnal penyesuaian dengan menganalisis data penyesuaian dan memasukkannya ke dalam kertas kerja kolom Ayat Penyesuaian (AP).

3. Menjumlahkan atau mencari selisih antara kolom neraca sisa dengan kolom ayat penyesuaian, kemudian mengisikannya ke dalam kolom Neraca Sisa Disesuaikan (NSD).

4. Memindahkan jumlah-jumlah di kolom neraca sisa untuk disesuaikan ke dalam kolom laba/rugi dan kolom neraca. Adapun perinciannya adalah sebagai berikut.
a) Rekening riil atau neraca (rekening harta, utang, dan modal) harus dipindahkan ke kolom neraca.
b) Rekening nominal atau laba/rugi (rekening pendapatan dan beban) harus dipindahkan ke kolom laba/rugi.

5. Menjumlahkan kolom laba/rugi dan kolom neraca. Jika kolom laba/rugi lebih besar sebelah kreditnya, berarti perusahaan memperoleh laba, selanjutnya jumlah laba dipindahkan ke kolom neraca sebelah kredit. Sebaliknya, jika jumlah dalam kolom laba/rugi lebih besar sebelah debitnya, berarti perusahaan menderita rugi dan jumlah rugi harus dipindahkan ke kolom neraca sebelah debit.

Berikut ini diberikan data tentang neraca sisa dan data penyesuaian dari PD Asih Jaya, Semarang per 31 Desember 2005 dalam rangka untuk melakukan penutupan buku.



Data penyesuaian per 31 Desember 2005 adalah sebagai berikut.
1. Rekening koran yang diterima dari bank memperlihatkan saldo kredit sebesar Rp8.500.000,00. Selisih tersebut disebabkan karena bank mengkredit jasa giro (bunga) sebesar Rp600.000,00 dan mendebit biaya administrasi bank sebesar Rp100.000,00.
Untuk itu, saldo menurut buku dan rekening koran harus disesuaikan.
2. Nilai persediaan barang dagangan sebesar Rp18.000.000,00.
3. Nilai persediaan perlengkapan toko sebesar Rp500.000,00.
4. Nilai persediaan perlengkapan kantor sebesar Rp100.000,00.
5. Iklan yang telah dibayar adalah untuk 20 kali penerbitan di harian Ibu Kota Pos. Pembayaran dilakukan mulai 1 Maret 2005, dan sampai dengan 31 Desember 2005 telah diterbitkan sebanyak 15 kali penerbitan.
6. Sewa toko yang telah dibayar adalah untuk masa 1 Maret 2005 sampai dengan 1 Maret 2006.
7. Penyusutan peralatan toko sebesar 20% dari harga perolehan.
8. Penyusutan peralatan kantor sebesar 10% dari harga perolehan.
9. Rekening listrik dan air sebesar Rp100.000,00 belum dibayar. Bukukan ke akun beban umum serba-serbi.
10. Taksiran pajak penghasilan untuk tahun 2005 sebesar Rp4.500.000,00.

Perkiraan yang masih harus dibukukan, antara lain sebagai berikut.
104 Perlengkapan toko
105 Perlengkapan kantor
106 Iklan dibayar di muka
107 Sewa dibayar di muka
202 Utang listrik dan air
203 Utang pajak
511 Ikhtisar laba/rugi
606 Beban penyusutan peralatan toko
614 Beban penyusutan peralatan kantor
701 Pendapatan bunga

Diminta:
Berdasarkan transaksi-transaksi di atas, tugasmu adalah:
a. susunlah jurnal penyesuaiannya!
b. susunlah kertas kerja per 31 Desember 2005!

Jawab:
a. Jurnal penyesuaian per 31 Desember 2005 Transaksi-transaksi di atas bila dibuat ke dalam jurnal penyesuaian akan tampak seperti Tabel 2.3.




b. Kertas kerja per 31 Desember 2005 Kertas kerja dari PD Asih Jaya, Semarang per 31 Desember 2005 dapat kamu lihat pada Tabel 2.4.




Ayat Jurnal PenyesuianPerusahaan Dagang

Versi materi oleh Ismawanto


Setiap akhir periode atau akhir tahun, suatu perusahaan diwajibkan menyusun laporan keuangan untuk disampaikan kepada pihak-pihak yang membutuhkan laporan keuangan tersebut. Dalam menyusun laporan keuangan, suatu perusahaan harus terlebih dahulu membuat kertas kerja sebagai pertolongan untuk mempermudah penyusunan laporan keuangan.

Penyusunan kertas kerja diawali dengan membuat jurnal penyesuaian untuk menyesuaikan kondisi harta, utang, dan modal agar sesuai dengan keadaan yang sebenarnya pada setiap akhir periode. Jadi, jurnal penyesuaian (adjustment journal) adalah jurnal untuk mengadakan penyesuaian catatan-catatan dengan keadaan atau fakta yang sebenarnya pada akhir periode.

Tujuannya agar setiap perkiraan riil dan perkiraan nominal dapat menunjukkan besarnya harta, utang, modal, pendapatan, dan beban yang sebenarnya dan seharusnya diakui pada akhir periode. Sekadar mengingatkan kembali, dalam perusahaan jasa seperti yang telah dibahas pada kelas XI Semester II terdapat tujuh macam jurnal penyesuaian yaitu sebagai berikut.

1. Penyesuaian untuk pemakaian perlengkapan, artinya penurunan nilai perlengkapan dikarenakan adanya pemakaian, sehingga harus disesuaikan dengan keadaan yang sebenarnya pada akhir periode.
2. Penyesuaian untuk beban yang masih harus dibayar atau utang beban, artinya beban yang sudah saatnya untuk dibayar tetapi belum dilakukan pembayaran atau belum dilunasi.
3. Penyesuaian untuk pendapatan yang masih harus diterima atau piutang pendapatan, artinya pendapatan yang seharusnya sudah diterima, tetapi belum diterima pelunasannya.
4. Penyesuaian untuk beban dibayar di muka atau persekot biaya, artinya beban yang sudah dibayar tetapi sebenarnya beban tersebut untuk beban di masa yang akan datang.
5. Penyesuaian untuk pendapatan diterima di muka atau utang pendapatan, artinya pendapatan yang sudah diterima, tetapi sebenarnya pendapatan tersebut untuk pendapatan di masa yang akan datang.
6. Penyesuaian untuk kerugian piutang tak tertagih, artinya taksiran kerugian yang timbul karena sebagian dari jumlah piutang tidak dapat ditagih.
7. Penyesuaian untuk penyusutan aktiva tetap, artinya pembebanan akan pemakaian aktiva tetap, sehingga susut nilai dan disesuaikan dengan harga pada setiap akhir periode.

Berbeda dengan perusahaan dagang, selain menyusun jurnal penyesuaian seperti yang telah disebutkan di atas, masih terdapat jurnal penyesuaian untuk akun persediaan barang dagangan, yaitu persediaan barang dagangan yang belum laku dijual dan masih terdapat di gudang, untuk dapat dijual pada periode mendatang.

Jurnal penyesuaian disusun berdasarkan data dari neraca saldo dan data penyesuaian akhir periode, seperti yang telah dilakukan dalam akuntansi perusahaan jasa. Untuk itu, saldosaldo yang tampak di neraca sisa atau neraca saldo masih perlu dibuat jurnal penyesuaian. Akan tetapi tidak setiap perkiraan dalam neraca sisa atau neraca saldo dibuat jurnal penyesuaian. Saldo-saldo yang terdapat dalam neraca sisa yang biasanya memerlukan jurnal penyesuaian antara lain sebagai berikut.




Penyusunan Jurnal Penyesuaian

Sebagaimana kamu ketahui, bahwa neraca sisa juga merupakan dasar penyusunan laporan keuangan. Namun, pada kenyataannya belum menyajikan informasi yang lengkap. Oleh karena itu, dalam penyusunan laporan keuangan terlebih dahulu harus diadakan penyesuaian yang bertujuan agar informasi yang dimunculkan benar-benar baru dan sesuai dengan keadaan sebenarnya. Atau dengan kata lain, ayat jurnal penyesuaian berfungsi untuk mengubah akun melalui proses pencatatan transaksi sehingga sisa yang diperlihatkan adalah saldo sebenarnya.


Nah, untuk memberimu pemahaman lebih jelas, selanjutnya perhatikan contoh penyusunan jurnal penyesuaian berikut ini.

Contoh:

Data-data akuntansi di bawah ini diambil dari pembukuan PD Asih Jaya, Semarang per 31 Desember 2005.

1. Perlengkapan yang tercantum dalam neraca sisa sebesar Rp1.000.000,00 (debit). Pada akhir periode perlengkapan yang masih ada sebesar Rp400.000,00.
2. Masih harus diterima bunga atas wesel tagih sebesar Rp150.000,00.
3. Gaji dan upah yang belum dibayar untuk bulan Desember 2005 sebesar Rp2.400.000,00.
4. Sewa diterima di muka sebelum penyesuaian menunjukkan jumlah sebesar Rp18.000.000,00 (kredit). Sewa tersebut untuk jangka waktu 1 April 2005 sampai dengan 1 April 2006.
5. Asuransi dibayar di muka dalam neraca saldo menunjukkan debit sebesar Rp2.400.000,00. Asuransi tersebut untuk pembayaran dari tanggal 1 Mei 2005 sampai dengan 1 Mei 2006.
6. Dari jumlah piutang dagang sebesar Rp50.000.000,00 ditaksir sebesar 5% kemungkinan tidak dapat ditagih.
7. Penyusutan atas peralatan toko ditetapkan sebesar Rp4.000.000,00.
8. Persediaan barang dagangan sebelum penyesuaian sebesar Rp15.000.000,00 dan persediaan barang dagangan akhir sebesar Rp20.000.000,00 (menggunakan akun ikhtisar laba/ rugi).

Diminta:
Susunlah jurnal penyesuaian per 31 Desember 2005 untuk transaksi-transaksi di atas!


  • (sumber: http://ssbelajar.blogspot.com/2012/09/pencatatan-jurnal-penyesuaian.html)

    Buku Besar Utama, Buku Besar Pembantu, dan Neraca Saldo Perusahaan Dagang

    Versi materi oleh Ismawanto


    Buku Besar Pembantu (Subsidiary Ledger)

    Dalam perusahaan dagang terdapat dua macam buku besar, yaitu buku besar utama (ledger) dan buku besar pembantu (subsidiary ledger). Buku besar pembantu adalah buku tempat mencatat informasi lain yang diperlukan, di samping informasi yang terdapat pada buku besar utama. Secara singkat, buku besar pembantu merupakan pencatatan secara rinci nama-nama pelanggan beserta jumlahnya dari perkiraan buku besar umum.

    Adapun macam buku besar pembantu dalam perusahaan dagang, antara lain sebagai berikut.
    a. Buku pembantu piutang dagang, adalah buku tempat mencatat rincian piutang perusahaan menurut nama pelanggan atau debitur.
    b. Buku pembantu utang dagang, adalah buku tempat mencatat rincian utang perusahaan menurut nama kreditur.
    c. Buku pembantu persediaan barang dagangan, adalah buku tempat mencatat secara rinci persediaan barang dagangan, baik jenis, jumlah, harga per unit, maupun harga pokok secara keseluruhan.

    Simaklah contoh perkiraan pengendali (buku besar umum) dan buku besar pembantu berikut ini.




    1. Sumber Pencatatan Buku Besar Pembantu

    Setelah mencatat transaksi ke dalam jurnal khusus langkah berikutnya adalah memindahkan (posting) ke buku besar, baik buku besar utama maupun buku besar pembantu. Nah, dalam materi kali ini kita hanya akan membahas sumber pencatatan untuk buku besar pembantu piutang dagang dan buku besar pembantu utang dagang.

    a. Sumber buku besar pembantu piutang dagang adalah:
    1) bukti transaksi penjualan kredit atau jurnal penjualan,
    2) bukti transaksi retur penjualan atau jurnal umum,
    3) bukti transaksi pelunasan piutang atau jurnal penerimaan kas.
    b. Sumber buku besar pembantu utang dagang adalah:
    1) bukti transaksi pembelian kredit atau jurnal pembelian,
    2) bukti transaksi retur pembelian atau jurnal umum,
    3) bukti transaksi pelunasan utang atau jurnal pengeluaran kas.

    H. Buku Besar Umum atau Buku Besar Utama

    Kamu telah mengetahui bahwa dalam akuntansi perusahaan dagang terdapat dua macam buku besar, yaitu buku besar umum dan buku besar pembantu.

    1. Pengertian Buku Besar Umum atau Buku Besar Utama

    Buku besar umum atau buku besar utama adalah tempat mencatat seluruh perubahan harta, utang, modal, pendapatan dan beban. Dengan kata lain, buku besar utama merupakan perkiraan kontrol atau perkiraan pengendali dan buku besar pembantu merupakan rincian dari perkiraan kontrol. Jadi, buku besar umum (ledger) adalah kumpulan perkiraan-perkiraan yang berfungsi sebagai tempat untuk mencatat perubahan harta, utang, modal, pendapatan, dan beban.

    Pencatatan ke buku besar umum dilakukan secara berkala atau setiap akhir bulan berdasarkan jurnal khusus atau hasil rekapitulasi jurnal khusus, sedangkan pencatatan buku besar pembantu dilakukan setiap terjadi transaksi berdasarkan buku transaksi.

    2. Posting ke Buku Besar Umum atau Buku Besar Utama

    Posting adalah proses memindahkan catatan dari jurnal ke buku besar. Adapun langkah-langkah melakukan posting (memindahbukukan) dari jurnal khusus ke buku besar utama adalah sebagai berikut.

    a. Menutup jurnal khusus dengan cara menjumlahkan angka dalam kolom masing-masing perkiraan.
    b. Memindahkan ke dalam buku besar dari hasil penjumlahan tersebut sesuai dengan perkiraan yang digunakan, baik sebelah debit maupun sebelah kredit.
    c. Mengisi kolom ref pada jurnal khusus dengan member tanda cek (��) atau nomor kode perkiraan, dan mengisi kolom ref pada buku besar dengan nomor halaman jurnal.
    1) Jurnal Penerimaan Kas diberi kode JKM.
    2) Jurnal Pengeluaran Kas diberi kode JKK.
    3) Jurnal Penjualan diberi kode JP.
    4) Jurnal Pembelian diberi kode JB.
    5) Jurnal Umum diberi kode JU.
    d. Tanggal posting yang digunakan yaitu tanggal akhir bulan yang bersangkutan.
    e. Bentuk buku besarnya sama dengan buku besar yang lazim dipergunakan.



    Neraca Sisa atau Daftar Sisa (Trial Balance)

    Setelah disusun posting atau pemindahbukuan dari jurnal ke buku besar, baik buku besar utama maupun buku besar pembantu, maka langkah berikutnya adalah menyusun sebuah daftar yang dinamakan Neraca Sisa atau Daftar Sisa. Neraca sisa atau daftar sisa adalah daftar tempat mencatat saldo-saldo yang terdapat pada setiap perkiraan buku besar yang disusun setiap akhir periode.

    Saldo-saldo yang terdapat pada perkiraan buku besar, pada dasarnya merupakan saldo normal tiap perkiraan, di antaranya sebagai berikut.
    1. Untuk perkiraan harta, mempunyai saldo normal debit.
    2. Untuk perkiraan utang atau kewajiban, mempunyai saldo normal kredit.
    3. Untuk perkiraan modal, mempunyai saldo normal debit.
    4. Untuk perkiraan pendapatan, mempunyai saldo normal kredit.
    5. Untuk perkiraan beban, mempunyai saldo normal kredit.