Jumat, 17 Agustus 2012
Sejarah Perkembangan Akuntansi
A.PENDAHULUAN
Sejalan dengan perkembangan perekonomian, kehadiran akuntansi semakin dibutuhkan, dengan catatan yang baik dan benae, kita dapat menerima informasi ekonomi dengan tepat. Dalam perusahaan yang besarm terjadi beribu-ribu data transaksi/kejadian setiap hari apalagi untuk satu bulan atau satu tahun.
Pada abad modern ini, data ekonomi perusahaan terutama yang menyangkut keuangan bukan hanya disimpan dalam catatan manual/tradisional, tetapi juga disimpan dan diolah dengan cepat dan tepat melalui komputer akuntansi.
B.PERKEMBANGAN AKUNTANSI
1. Perkembangan Akuntansi di Dunia Internasional
Akuntansi merupakan suatu teknik pencatatan keuangan di dalam suatu perusahaan. Perusahaan akuntansi sangat erat kaitannya dengan perkembangan dunia usaha (perusahaan), karena pencatatan yang berkaitan dengan masalah usaha sangat diperlukan. Akuntansi dikenal sejak manusia mengenal hitungan uang dan melakukan pencatatan dengan hitungan tersebut. Pencatatan tidak dilakukan di buku, tetapi di batu, daun, tanah liat, kayu, dan sebagainya.
Bukti bahwa akuntansi sudah digunakan sejak zaman dahulu, dengan ditemukannya catatan tertua dalam bentuk tablet tanah liat untuk pembayaran upah di Babylonia 360 tahun sebelum masehi. Pada zaman Romawi Kuno dan Mesir juga pada abad XI di Kerajaan Inggris, telah dikenal pencatatan untuk mencatatat hal-hal yang berkaitan dengan harta kekayaan yang dimiliki kerajaan. Pada saat orang melakukan perdagangan maupun melaksanakan perjalanan ke luar daerah, mereka melakukan pencatatan mengenai jumlah harta yang mereka bawa saat berpergian maupun yang mereka bawa saat pulang. Catatan semacam ini biasanya ditemukan pada kulit kayu maupun daun lontar atau sarana lain yang dapat digunakan.
Kemajuan perdagangan di Italia menimbulkan pusat-pusat perdagangan di Florence dan Venetia. Para pedagang mempraktikan pencatatan keuangan. Pada tahun 1949, seorang rahib/Imam/Hieromonk dari Ordo Fransiskan bernama Lucas Paciolo seorang ahli matematika berkebangsaan Italia memulai sejarah pencatatan yang sistemati dan teratur. Gagasan pencatatan yang sistematis dan teratur ini dituangkan dalam bukunya yang berjudul Summa de Aritmatika, Geometrica Proportioni et Proportionalita. Satu bab dari buku ini berjudul Tractatus de Computis Sriptario membahas secara khusus tentang keuangan. Di dalam buku tersebut dia memperkenalkan sistem pencatatab yang lebih lengkap yang disebut sistem pembukuan berpasangan (double entry).
Pembukuan berpasangan adalah pencatatan transaksi ke dalam dua aspek hingga membentuk keadaan yang seimbang. Dia selalu mencatat bahwa ada dua sisi atau lebih yang dipengaruhi oleh suatu transaksi atau kejadian. Satu susu disebut debet dan satu sisi lain disebut kredit.
Kedua istilah tersebut berasal dari bahasa Latin debere dan credire yang artinya berutang dan mempercayai/percaya. Karena gagasannya tersebut Lucas Paciolo diangkat sebagai BAPAK AKUNTANSI atau THE FATHER of ACCOUNTING.
Dengan gagasan tersebut, kemudian para ahli mengembangkan idenya sehingga lahir tata buku (bookkeeping) dan ini berkembang pesat di daratan Eropa sehingga disebut sistem Kontinental.
Tata buku pada mulanya hanya ada satu, yaitu tata buku tunggal (single entry bookkeeping), namun karena kebutuhan akan catatan yang yang lebih sistematis dan didesak oleh kebutuhan yang semakin kompleks, maka bentuknya berkembang menjadi tata buku perpasangan (double entry bookkeeping). Tata buku berpasangan tidak hanya berkembang di Eropa, tetapi juga sampai di Amerika. Perkembangan sistem di Amerika tersebut dikatakan sistem Anglo Saxon yang sering kita sebut akuntnsi atau accounting.
2. Perkembangan Akuntansi di Indonesia
Sejarah perkembangan akuntansi di Indonesia dapat dibagi menjadi tiga masa, sebagai berikut:
a. Masa Penjajahan Belanda
Akuntansi mulai dikenalkan di Indonesia sejak tahun 1962, tetapi secara jelas ditemukan pada pembukuan Amphioen Society yang berdiri di Jakarta tahun 1747. Pada tahun 1870 undang-undang tentang tanam paksa dihapuskan, akibatnya pengusaha-pengusaha swasta Belanda mulai menanamkan investasinya di Indonesia. Dengan berkembangnya perusahaan-perusahaan baru tersebut, maka kebutuhan akuntansi meningkat, sehingga ditemukan metode pembukuan baru yang lebih efisien.
Pada awal abad ke-20 metode pembukuan lama hilang, diganti dengan metode pembukuan baru. Perusahaan-perusahaan besar menggunakan sistem pembukuan Belanda, sedangkan perusahaan-perusahaan kecil yang dikuasaiorang Timur menggunakan sistem pembukuan Cina, India, dan Arab.
Sejak tahu 1907 di Indonesia diperkenalkan teknik auditing (pemeriksaan) yanitu teknik mengontrol perusahaan. Mulai saat itu muncullah kantor Akuntansi di Indonesia, tetapi orang Indonesia yang bekerja pada bidang akuntansi hanya berperan sebagai tenaga pelaksana.
b. Masa Penjajahan Jepang
Pada masa penjajahan Jepang, Indonesia sagat kekurangan tenaga akuntansi, karena ditinggalkannya jabatan-jabatang pimpinan perusahaan oleh orang-orang Belanda.
Untuk mengatasi hal tersebut didirikanlah lembaga-lembaga kursus akuntansi bagi orang-orang Indonesia.
c. Masa setelah Kemerdekaan
Selain mendirikan kursus-kursus untuk mendidik tenaga akuntansi bagi orang Indonesia, pemerintah juga mulai mengirimkan para pelajat ke luar negeri untuk belajar akuntansi. Pada tanggal 23 Desember 1957 berdiri organisasi profesi akuntansi yang disebut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). Profesi di bidang akuntansi mulai berkembang dengan pesat sejat tahun 1967, yaitu dengan dikeluarkannya Undang-Undang Penanaman Modal Asing yang kemudian disusul dengan dikeluarkannya Undang-Undang Penanaman Modal Dalam Negeri pada tahun 1968.
3. Perkembangan Akuntansi menurut Prof.Robert R.Stelling
Profesor Robert R. Stelling (Amerika) membagi perkembangan Akuntansi dalam tiga tahap, yaitu:
Tahap Pertama:
Pada perusahaan yang masih berskala kecil, pemilik perusahaan sekaligus bertindak sebagai manager. Catatan akuntansi dikerjakan tidak untuk kepentingan pihak luar, sehingga sistem pencatatanpun mengikuti selera sendiri.
Tahap Kedua:
Bagi perusahaan yang cukupan usahanya meningkat, maka diperlukan adanya pembagian tugas, sehingga pekerjaan pencatatan diserahkan kepada bawahannya (yang ahli pembukuan)
Tahap Ketiga:
Terjadniya pemisahan fungsi secara tegas antara pemilik dan perusahaan. Pemilik tidak langsung mengawasi kegiatan perusahaan. Dengan adanya pemisahan ini, maka peranan akuntansi semakin lebih menonjol dan timbullah kebutuhan penyusunan laporan keuangan (financial statement) sebagai alat pertanggungjawaban anager (pengelola) kepada pemilik perusahaan atas kepercayaan yang telah diberikan kepadanya dalam menjalankan perusahaan.
4. Perbedaan Tata Buku dengan Akuntansi
Tata buku merupakan kegiatan yang terbatas pada kegiatan pencatatan (recording) secara sistematis tentang transaksi-transaksi keuangan, sedangkan akuntansi meliputi tugas-tugas pencatatan (recording), penggolongan (classifying), pengikhtisaran (summarizing) dan juga penafsiran (interpreting). Jadi jelas bahwa accounting jauh lebih luas daripada tata buku atau dengan kata lain tata buku merupakan bagian dari accounting.
5 Tokoh-Tokoh Akuntansi
a. Lucas Paciolo (Italia)
b. Profesor Robert R.Stelling (Amerika)
c. Profesor Dr.Abutari (Indonesia)
regard: Vania D
(sumber: Buku "Keterampilan Akuntansi kelas 7" Tim Guru Akuntansi Yayasan Salib Suci Bandung)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar